INFRASTRUKTUR
JALAN SOLO RAYA
Jalur Lingkar
Soloraya Terintegrasi Jalur Lingkar Barat Sukoharjo
Solopos.com, SUKOHARJO–Pembangunan jalur
lingkar Soloraya bakal terintegrasi dengan jalur lingkar barat di Sukoharjo.
Saat ini, Pemkab Sukoharjo masih menunggu penandatanganan perjanjian kerja sama
(MoU) dengan Pemprov Jateng dan pemerintah pusat.
Hal itu
disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Pengembangan Wilayah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sukoharjo, Agus Purwantoro, kepada
Solopos.com, Jumat (8/4/2016). Menurut dia, jalur lingkar Soloraya bakal
melintasi beberapa daerah di Soloraya termasuk Sukoharjo. Jalur itu melintasi
Gatak-Baki-Grogol-Mojolaban dan berakhir di wilayah Kabupaten Karanganyar.
Sementara konsep pembangunan jalur lingkar barat di Sukoharjo mulai dari Desa
Ngepuh, Kecamatan Nguter-Sukoharjo-Grogol-Baki-Gatak.
“Jalur
lingkar Soloraya bakal terintegrasi dengan jalur lingkar barat di Sukoharjo.
Uji kelayakan atau feasibility study (FS) tengah dikerjakan pada 2016,” kata
dia, Jumat.
Proyek
jalur lingkar Soloraya dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Kemen PU dan PR). Kemungkinan jalur lingkar Soloraya juga melewati
Kabupaten Boyolali. Lantaran melewati beberapa daerah di Soloraya maka
diperlukan komitmen dan pembagian tugas dan kewenangan selama pengerjaan proyek
tersebut.
Komitmen
serta pembagian tugas tertuang dalam MoU yang ditandatangani pemeintah pusat,
Pemprov Jateng dan pemerintah daerah di Soloraya. “Tak mungkin kami sendirian
mengeksekusi pembebasan lahan karena proyek ini melibatkan daerah lain di
Soloraya. Nah, pemerintah pusat, Pemrpov Jateng maupun Pemkab Sukoharjo
tertuang dalam Mou. Kami masih menunggu undangan dari pemerintah pusat,” ujar
dia.
Terintegrasinya
jalur lingkar Soloraya dengan jalur lingkar barat di Sukoharjo menjadi solusi
jangka panjang untuk pengembangan wilayah Soloraya. Selain mengurai kemacetan
arus lalu lintas, integrasi jalur lingkar Soloraya dengan jalur lingkar barat
di Sukoharjo berdampak mendongkrak tingkat perekonomian masyarakat.
Dampak
negatifnya, lahan pertanian produktif di Kabupaten Jamu bakal berkurang
lantaran proyek jalur lingkar Soloraya melewati lahan pertanian. “Memang lahan
pertanian produktif bakal terpangkas karena proyek itu [jalur lingkar
Soloraya]. Namun, untuk pengembangan wilayah bakal dinikmati tak hanya warga
Sukoharjo melainkan daerah lain di Soloraya,” jelas Agus.
Agus
menyinggung mengenai pembangunan jalur lingkar barat di Sukoharjo. Saat ini,
detail engineering design (DED) pembangunan jalur lingkar barat tengah dibuat
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo. Targetnya, pembuatan DED rampung pada
2016 sehingga proyek bisa dikerjakan pada 2017.
Di
sisi lain, seorang warga Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Warsino, 38, mengatakan
belum mengetahui secara jelas ihwal rencana pembangunan jalur lingkar barat
yang melintasi Desa Kepuh. Dia tak mempersoalkan pembangunan jalur lingkar
barat karena bermanfaat bagi masyarakat. Namun, ia meminta agar proyek itu tak
merugikan pemilik lahan yang terdampak pembangunan jalur lingkar barat. “Belum
ada informasi itu [pembangunan jalur lingkar barat]. Kalau memang pembangunan
jalur lingkar barat direalisasikan mestinya disosialisasikan terlebih
dahuku kepada masyarakat,” kata dia.